Sekretaris Daerah Kabupaten Buol, Dadang, SH., MH membuka rapat Pembentukan dan Evaluasi Jejaring Skrining Layak Hamil, Antenatal Care (ANC), dan Stunting. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Kantor Bupati Buol, Selasa, 29 Oktober 2024 dan dihadiri oleh sejumlah pejabat terkait.
Dalam sambutannya, Sekda menggarisbawahi pentingnya peningkatan layanan kesehatan reproduksi, terutama mengingat masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) yang mencapai 81,9 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 20,7 per 1.000 kelahiran hidup di Kabupaten Buol pada tahun 2023.

Dalam paparannya, Sekda Dadang menjelaskan bahwa skrining layak hamil sangat penting untuk menekan angka kematian ibu dan bayi. Menurut data, 70% calon pengantin (catin) kemungkinan akan hamil dalam satu tahun pertama setelah menikah, dan banyak masyarakat yang masih beranggapan bahwa kehamilan kedua dan seterusnya tidak berisiko. Padahal, perencanaan kehamilan yang matang dan dilakukan melalui skrining dapat menjamin kesehatan ibu dan bayi.

Skrining layak hamil berfungsi untuk mendeteksi berbagai faktor risiko, seperti usia yang terlalu muda atau terlalu tua, jarak kehamilan yang terlalu dekat, dan jumlah anak yang terlalu banyak. Dengan melakukan skrining, para calon ibu dapat dipastikan dalam kondisi kesehatan yang baik dan aman untuk menjalani kehamilan.
Rapat ini juga membahas tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan skrining, termasuk banyaknya pasangan usia subur (PUS) yang memiliki masalah kesehatan. Sebagai solusi, panitia mengusulkan pengembangan aplikasi teknologi yang akan memudahkan PUS melakukan skrining secara mandiri, dengan data yang terintegrasi dalam sistem e-kohort. Ini diharapkan akan mempermudah pemantauan dan tindak lanjut oleh petugas kesehatan.
Ketua Panitia, Hadija Abdurrahman, S.ST.M.Kes, dalam laporannya menekankan bahwa kegiatan ini didasari oleh sejumlah regulasi, termasuk Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Peraturan Menteri Kesehatan. Selain itu, dia juga menjelaskan proses skrining yang meliputi pengumpulan riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, serta konseling dengan tenaga kesehatan.
Peserta yang hadir terdiri dari Bidan Koordinator dan Penanggung Jawab Program Kespro KB di Puskesmas, serta narasumber dari Organisasi Profesi Ikatan Dokter Indonesia dan Ikatan Bidan Indonesia Kabupaten Buol.
Dengan langkah ini, diharapkan setiap catin dan PUS dapat memperoleh akses layanan kesehatan yang memadai, serta pengetahuan yang cukup untuk menjalani masa kehamilan yang sehat.