Pemerintah Kabupaten Buol menutup rangkaian kegiatan pendampingan dan diversifikasi produk Sentra Nata de Coco di Desa Lamadong I, Kecamatan Momunu, pada Jumat (24/10). Pelatihan yang berlangsung selama lima hari ini merupakan bagian dari program Penguatan Kapasitas Kelembagaan Sentra Industri Kecil Menengah. Acara penutupan dilakukan secara resmi oleh Plt. Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan, Nurlela, SH.

Kegiatan Penguatan Kapasitas Kelembagaan Sentra Industri Kecil dan Menengah bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pelaku usaha dalam mengelola dan mengembangkan produk turunan kelapa, khususnya nata de coco, secara berkelanjutan dan berdaya saing.

Kegiatan penutupan pendampingan dan diversifikasi produk Sentra Nata de Coco di Desa Lamadong I (Foto: Diskumperindag/Wiwik)

Sebelumnya, pada Selasa (21/10), Bupati Buol H. Risharyudi Triwibowo menerima kunjungan Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri Hasil Perkebunan, Mineral Logam, dan Maritim Makassar (BBIHPMM) dari Kementerian Perindustrian di lokasi sentra tersebut. Kunjungan itu menjadi momentum penting bagi kebangkitan satu-satunya sentra produksi nata de coco di Provinsi Sulawesi Tengah.

Dalam peninjauannya saat itu, Bupati Risharyudi menyampaikan rasa syukur karena kondisi fasilitas produksi nata de coco di Buol masih dalam keadaan baik dan layak untuk dioperasikan kembali.

“Alhamdulillah, sarana dan prasarana, bangunan, serta peralatan masih sangat layak untuk dihidupkan kembali. Bahkan masih ada kelompok ibu-ibu yang tetap aktif memproduksi nata de coco dalam skala kecil. Ini bukti semangat masyarakat masih ada. InsyaAllah tinggal kita buat ulang perencanaannya, penuhi kebutuhan dasar produksi, dan tata kembali pengelolaan sekelas UPTD,” ungkap Risharyudi.

Tampak produk olahan kelapa produksi UKM binaan Diskumperindag Kabupaten Buol, antara lain nata de coco, VCO, minyak kelapa (Foto: Diskumperindag/Wiwik)

Lebih lanjut, Bupati menjelaskan bahwa pemerintah daerah siap mendorong pengembangan produk turunan kelapa seperti nata de coco, minyak goreng, VCO, dan aneka produk olahan pangan dengan memenuhi seluruh standar mutu nasional dan internasional, termasuk label, komposisi bahan, sertifikasi halal, hingga izin edar BPOM.

Dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah dan sinergi bersama Kementerian Perindustrian, Sentra Nata de Coco Buol diharapkan menjadi model pengembangan industri berbasis sumber daya lokal yang berdaya saing, berkelanjutan, dan mampu membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat. (Wayan Irmayani)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *