Penyunting: Wayan Irmayani

Pemerintah Kabupaten Buol kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong kemandirian ekonomi masyarakat melalui pembentukan kelembagaan ekonomi komunitas. Hal ini ditandai dengan dibukanya secara resmi kegiatan Lokakarya “Pelembagaan Ekonomi Komunitas” oleh Wakil Bupati Buol, Dr. Moh. Nasir Dj. Daimaroto, SH., MH, di Balai Desa Lamadong II, Kecamatan Momunu, Senin (28/7).

Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Kerja Sama antara LPMS-KSDA dan Yayasan Dana Nusantara, yang menyasar pelaku usaha lokal, khususnya para petani pengolah nira aren menjadi gula merah—komoditas unggulan yang potensinya sangat besar di wilayah tersebut.

Penanggung jawab kegiatan, Adi Irawan, S.P, dalam laporannya menyampaikan bahwa lokakarya ini merupakan bagian dari Program Penguatan Kelembagaan Ekonomi Komunitas. Program tersebut dilaksanakan melalui tiga tahapan utama, yakni: Penguatan kelembagaan berbasis komunitas, pelatihan tata kelola lembaga ekonomi, dan pengembangan sinergi kelembagaan komunitas dengan pemerintah daerah.

Wakil Bupati hadiri kegiatan lokakarya Pelembagaan Ekonomi Komunitas (Foto: Sari)

“Tujuan dari program ini adalah menjawab berbagai tantangan yang dihadapi para petani gula aren, terutama dalam aspek produksi dan pemasaran,” ujar Adi Irawan. Ia menegaskan bahwa pembentukan kelembagaan ekonomi bukan hanya sebagai solusi jangka pendek, tetapi sebagai langkah strategis menuju kemandirian dan peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal.

Direktur LPMS-KSDA, Arpan Panambang, S.Sos, menegaskan bahwa lokakarya ini adalah bagian dari strategi jangka panjang untuk membentuk komunitas ekonomi yang kuat dan berkelanjutan. Beberapa kontribusi signifikan LPMS-KSDA di antaranya: terlibat dalam penyusunan dan prapenyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Buol, berperan dalam penyusunan berbagai Rencana Aksi Daerah, dan menjalin kerja sama dengan lembaga internasional seperti PBB terkait pengelolaan sumber daya air di Sulawesi Tengah.

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Buol, Dr. Nasir Dj. Daimaroto, menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan lokakarya yang dinilainya sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Ia menekankan bahwa kelembagaan ekonomi komunitas harus mampu mengelola potensi lokal, khususnya komoditas unggulan seperti gula merah, agar dapat bersaing di pasar modern bahkan ekspor.

Suasana dimulainya kegiatan lokakarya Pelembagaan Ekonomi Komunitas di Momunu (Foto: Sari)

Namun demikian, beliau juga mengingatkan pentingnya menjaga kualitas dan kemurnian produk. “Banyak produk gula merah di pasaran yang sudah tidak murni, ini menurunkan kepercayaan pasar. Padahal, jika kita bisa menjaga kualitas dan kemasan, produk ini sangat potensial untuk menembus pasar nasional maupun internasional,” ungkapnya.

Wabup Nasir juga menekankan kelembagaan ini dapat menjadi wadah produktif dan berkelanjutan. “Kita harus memastikan bahwa kelembagaan ini bukan hanya formalitas, tapi benar-benar menjadi wadah produktif dan berkelanjutan. Pemerintah siap mendukung dari sisi kebijakan dan fasilitasi,” tegasnya.

Kegiatan lokakarya ini menjadi langkah awal yang penting dalam membangun ekosistem ekonomi lokal yang inklusif dan tangguh. Dengan kolaborasi antara masyarakat, LSM, dan pemerintah daerah, Kabupaten Buol meneguhkan visinya untuk menciptakan masyarakat yang mandiri, sejahtera, dan berdaya saing tinggi.

Hadir pula dalam kegiatan ini: Plt. Kadis Diskumperindag Kab Buol Moh Rizal Gafur, Sekcam Momunu Ariadi S Panambang, para Kades di Kec. Momunu, petani gula merah, dan juga tokoh masyarakat. (Sari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *