Pemerintah Kabupaten Buol melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi perayaan Hari Raya Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Langkah ini dilakukan sebagai upaya antisipasi potensi bencana alam, khususnya cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi yang berisiko terjadi pada periode akhir tahun. Hal ini disampaikan oleh Kalak BPBD Kabupaten Buol, Rabu (24/12).

Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Buol, Mohamad Kachfi Mardjuni, S.Pi, menyampaikan bahwa BPBD telah mengaktifkan Pos Komando (Posko) Siaga Bencana berdasarkan Surat Keputusan Bupati Buol. Posko ini beroperasi selama 1 x 24 jam untuk memastikan respons cepat dan terkoordinasi apabila terjadi kondisi darurat di wilayah Kabupaten Buol.

Posko Siaga Bencana BPBD Kabupaten Buol (Foto: BPBD)

Dalam mendukung kesiapan tersebut, BPBD Kabupaten Buol menyiagakan 20 personel Tim Reaksi Cepat (TRC), serta menyiapkan berbagai sarana dan prasarana penanggulangan bencana, antara lain satu unit perahu fiber, satu unit perahu karet, mobil tangki, serta peralatan komunikasi darurat. Selain itu, petugas BPBD juga melaksanakan piket siaga selama 24 jam secara bergilir.

BPBD Kabupaten Buol juga memperkuat koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam rangka memantau dan mengantisipasi potensi cuaca ekstrem, bencana hidrometeorologi, tanah longsor, dan banjir. Informasi prakiraan cuaca dan peringatan dini dari BMKG menjadi salah satu acuan utama dalam langkah mitigasi dan kesiapsiagaan.

Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Buol (Foto: BPBD)

Selain itu, BPBD menjalin kolaborasi lintas sektor dengan TNI, Polri, relawan kebencanaan, serta Taruna Siaga Bencana (Tagana). Koordinasi juga dilakukan dengan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) baik di tingkat provinsi maupun Pusdalops Pusat BNPB, guna memastikan sistem komando dan komunikasi berjalan efektif.

Dalam aspek komunikasi darurat, BPBD Kabupaten Buol turut melakukan koordinasi dengan Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI) untuk mendukung sistem bantuan komunikasi (bankom), terutama pada wilayah yang sulit dijangkau jaringan komunikasi konvensional saat bencana terjadi.

Lebih lanjut, Kalak BPBD menjelaskan bahwa berdasarkan pemetaan kerawanan bencana, terdapat sejumlah kecamatan yang menjadi perhatian khusus karena kerap terdampak banjir dan tanah longsor. Wilayah tersebut meliputi Kecamatan Paleleh, Paleleh Barat, Gadung, Bunobogu, Bukal, Momunu, Tiloan, Lakea, dan Karamat.

Koordinasi lintas sektor dalam rangka kesiapsiagaan jelang Nataru (Foto: istimewa)

“Dengan kesiapsiagaan personel, sarana prasarana, logistik, serta koordinasi lintas sektor yang kami lakukan, diharapkan potensi risiko bencana dapat diminimalkan dan masyarakat dapat merayakan Natal dan Tahun Baru dengan aman dan nyaman,” pungkasnya.

Upaya kesiapsiagaan ini, kata Kalak BPBD, sejalan dengan program Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, khususnya mendukung terwujudnya program Berani Lancar, sehingga mobilitas masyarakat dan pelayanan publik selama Nataru dapat berjalan dengan baik.

Pemerintah Kabupaten Buol mengimbau seluruh masyarakat untuk tetap waspada terhadap kondisi cuaca, mengikuti informasi resmi dari pemerintah dan BMKG, serta segera melaporkan kepada pihak berwenang apabila terjadi kondisi darurat di lingkungan masing-masing. (Wayan Irmayani)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *