Pemerintah Daerah Kabupaten Buol secara resmi melantik Pengurus Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Daerah (LP3KD) Kabupaten Buol pada Kamis, (27/11) bertempat di Aula Paroki St. Thomas Modo, Desa Modo I, Kecamatan Bukal. Kegiatan ini dihadiri undangan dari unsur pemerintah, tokoh agama, aparat keamanan, serta jemaat Katolik setempat.
Pesta Paduan Suara Gerajani (Pesparani) adalah lomba paduan suara yang diikuti oleh semua umat Katolik di seluruh Indonesia. Ini merupakan momen pertemuan terbesar untuk umat Katolik di Indonesia.
Ketua Umum LP3KD dalam sambutannya menegaskan bahwa kepengurusan yang dilantik merupakan perwakilan dari seluruh kecamatan di Kabupaten Buol. Ia menjelaskan bahwa umat Katolik di Buol berjumlah kurang lebih 2.000 jiwa yang tersebar di berbagai wilayah dan berpusat Modo.

LP3KD Kabupaten Buol, yang baru terbentuk meski regulasinya sudah ada sejak 2017, berkomitmen menjalin sinergi dengan Pemerintah Daerah untuk pengembangan seni liturgi dan paduan suara gereja, termasuk kesiapan mengikuti lomba LP3KD tingkat provinsi pada Mei mendatang serta LP3KN tingkat nasional.
Dalam kegiatan tersebut, para pengurus LP3KD mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah—Buol, Toraja, NTB, Flores, hingga wilayah NTT lainnya. Hal ini, menurut Ketua Umum LP3KD, menjadi simbol bahwa seni dan budaya mampu mempersatukan masyarakat dalam keberagaman.
Pastor Paroki Santo Thomas Modo–Buol dalam sambutannya mengutip pepatah Latin “Bene cantat bis orat” yang berarti bernyanyi dengan baik sama dengan berdoa dua kali. Ia menekankan bahwa Pesparani bukan hanya perlombaan, tetapi bentuk pelayanan iman yang menghidupkan solidaritas, persaudaraan, dan kerukunan.
Pastor juga mengapresiasi kehadiran langsung Bupati Buol serta perhatian Pemda terhadap kehidupan umat Katolik di Buol. Ia menegaskan bahwa keberagaman agama di Desa Modo I, yang dihuni setidaknya lima agama, merupakan kekuatan yang memang seharusnya dirawat sebagaimana pesan “In pluribus unum” — satu dalam keberagaman.

Perwakilan Kementerian Agama Kabupaten Buol menyampaikan ucapan selamat kepada pengurus yang dilantik dan menegaskan bahwa LP3KD memiliki peran strategis dalam memperkuat moderasi beragama serta mempererat hubungan antarumat.
Menurutnya, Pesparani bukan hanya wujud seni, tetapi ekspresi iman yang selaras dengan nilai-nilai luhur bangsa. Kemenag berharap LP3KD dapat menjadi ruang yang inklusif, kreatif, dan mampu menyentuh kehidupan umat.
Dalam sambutannya, Bupati Buol Risharyudi Triwibowo menegaskan komitmen Pemerintah Daerah terhadap penguatan toleransi dan kerukunan antarumat beragama di Kabupaten Buol. Bupati juga meninjau langsung kondisi pembangunan Gereja Santo Thomas yang masih membutuhkan penyelesaian struktural.
“Saya mohon izin menyampaikan bahwa saya akan memberikan bantuan sebesar 25 juta rupiah. Ini bukan politik, tetapi bentuk tanggung jawab pemerintah. Anggaran daerah memang memiliki porsi untuk rumah ibadah, sehingga bukan permohonan, melainkan memang kewajiban pemerintah untuk membantu,” ujar Bupati.

Bupati juga meminta panitia pembangunan untuk menyiapkan dua proposal. “Gereja ini berada di lingkungan perusahaan. Saya meminta panitia pembangunan membuat proposal—satu untuk pemerintah daerah, dan satu lagi untuk perusahaan PT. HIP. Kepada pihak perusahaan, kami akan memberikan rekomendasi agar ikut membantu penyelesaian pembangunan gereja, apalagi banyak jemaat di sini yang bekerja di perusahaan tersebut” tutur Bupati.
Terkait kegiatan Pesparani, baik tingkat daerah, provinsi maupun nasional, Bupati membuka komunikasi langsung dengan pengurus LP3KD agar koordinasi dapat berjalan cepat.
Bupati juga menegaskan dalam masa pemerintahannya tidak memberikan ruang intoleransi di Kabupaten Buol. “Dalam masa pemerintahan kami, bersama Kapolres, Dandim, Danlanal, Kejaksaan, Ketua DPRD, dan seluruh unsur Forkopimda, kami berkomitmen tidak memberi ruang bagi intoleransi di Kabupaten Buol. Tugas kita sebagai pemimpin adalah memberikan pemahaman bahwa persatuan, kasih, dan toleransi adalah dasar kehidupan bernegara” tegas Bupati.
Pemda Buol berharap LP3KD dapat menjadi mitra strategis dalam membangun kehidupan keagamaan yang berbudaya, rukun, dan berdaya saing melalui seni liturgi dan Pesparani. Kehadiran unsur pemerintah, tokoh agama, aparat keamanan, dan masyarakat, menegaskan komitmen Pemda Buol untuk membangun daerah yang inklusif, harmonis, serta menghargai keberagaman sebagai identitas bersama. (Wayan Irmayani)
________________________
Reporter: Andriani Sari
