Pemerintah Kabupaten Buol melaksanakan audiensi bersama Jaringan Jaga Deca terkait penanganan dampak banjir berulang yang melanda Desa Winangun, Kecamatan Bukal. Audiensi yang berlangsung Rabu (16/7/2025) di Ruang Rapat Wakil Bupati Buol ini, dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Buol, Dr. Moh. Nasir Dj. Daimaroto, SH., MH.
Jaga Deca adalah jaringan organisasi masyarakat sipil (khususnya di pedesaan dan pesisir) yang berkomitmen untuk pembangunan berkelanjutan dengan mengedepankan prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia, perlindungan terhadap perempuan dan anak, pengakuan terhadap masyarakat lokal dan masyarakat adat, serta kelestarian lingkungan.

Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris Jaringan Jaga Deca, Seniwaty, memaparkan kondisi terkini Desa Winangun pasca banjir yang terjadi secara berulang dalam beberapa bulan terakhir. Ia menjelaskan bahwa banjir berdampak serius terhadap ketahanan pangan masyarakat, khususnya para petani yang mengalami gagal panen pada musim tanam Januari–April 2025 dan terus menghadapi tantangan pada musim tanam Mei–Agustus.
“Banjir yang terjadi secara berulang menyebabkan petani hanya mampu memperoleh 0 hingga 8 karung gabah. Bahkan, untuk musim tanam saat ini, sudah tiga kali dilakukan penggantian bibit akibat genangan air,” ungkap Seniwaty.
Disebutkan pula bahwa sekitar 145 hektar sawah produktif, termasuk 38 hektar sawah organik, terdampak langsung oleh banjir. Selain itu, minimnya sistem irigasi teknis turut memperburuk keadaan, terutama di Dusun I Blok A, yang seluas 38 hektar sawahnya belum memiliki saluran irigasi permanen. Kurangnya drainase, tidak adanya embung atau dam penampung air, serta konversi lahan sawah menjadi perkebunan sawit seluas 40 hektar juga menjadi faktor penyebab banjir dan kerusakan lahan pertanian.

Kepala Desa Winangun, Jamil, menyampaikan bahwa pihaknya telah mengajukan permohonan bantuan kepada sejumlah pihak, termasuk perusahaan-perusahaan yang beroperasi di wilayah tersebut.
“Masalah ini tidak hanya terjadi di satu titik, tetapi di banyak titik. Karena itu, penanganannya harus komprehensif dan berkelanjutan,” tegas Jamil.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Bupati Buol mengapresiasi inisiatif Jaringan JAGA DECA yang telah mengidentifikasi secara rinci permasalahan banjir dan menyampaikan solusi awal.
“Penanganan banjir ini memerlukan koordinasi lintas sektor dan keterlibatan seluruh pihak, termasuk pemerintah desa, perangkat teknis, serta perusahaan,” ujar Wabup.
Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Moh. Yamin Rahim, turut menegaskan perlunya peninjauan lapangan agar penanganan dilakukan secara menyeluruh dan tepat sasaran. Ia juga mengimbau agar masyarakat tidak melakukan alih fungsi lahan tanpa izin, dan meminta Kepala Desa untuk melaporkan jika terjadi pelanggaran.
Sementara itu, Inspektur Daerah, Wahida, menyampaikan bahwa upaya penanganan cepat perlu segera dilakukan dan melibatkan semua pihak terkait, termasuk perusahaan-perusahaan di sekitar lokasi.
“Pemerintah daerah memiliki dana tak terduga yang dapat digunakan untuk penanganan awal bencana, termasuk banjir yang terjadi di Winangun,” jelasnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Buol, Moh. Kachfi Marjuni, menambahkan bahwa jika kondisi yang terjadi sudah masuk dalam kategori kedaruratan, maka status tanggap darurat bisa diberlakukan selama maksimal 15 hari untuk penanganan intensif.
Audiensi ini menjadi langkah strategis awal yang menegaskan bahwa penyelesaian persoalan banjir di Desa Winangun dilakukan. Pemkab Buol, bersama masyarakat, akademisi, dan sektor swasta, diharapkan dapat segera menindaklanjuti hal ini demi menjaga keberlanjutan pertanian dan ketahanan pangan daerah.
Turut hadir mendampingi dalam kegiatan ini: Inspektur Daerah, Kepala Dinas PUPR, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Kepala Pelaksana BPBD, Camat Bukal, serta Kepala Desa Winangun. (Rahman)